Ia menjelaskan bahwa usia ke-113 bukan sekadar perayaan simbolis, tetapi penegasan kembali identitas Muhammadiyah sebagai gerakan perubahan yang berakar pada pencerahan, keilmuan, dan pengabdian kemanusiaan. Sejak berdiri pada tahun 1912, Muhammadiyah telah menunjukkan bahwa dirinya bukan hanya organisasi keagamaan, tetapi arsitek peradaban yang konsisten menanamkan nilai-nilai kemajuan dalam sektor pendidikan, kesehatan, sosial, hingga penanggulangan kebencanaan.
“Di Tanadoang, warisan besar itu harus kita lanjutkan. Sebagai Pemuda Muhammadiyah, tugas kita bukan hanya menjaga nama baik organisasi, tetapi memastikan bahwa gerakan ini tetap adaptif, kolaboratif, dan relevan dengan kebutuhan masyarakat masa kini,” ujarnya.
Ia menyampaikan bahwa dunia hari ini dihadapkan pada dinamika era digital yang serba cepat, persaingan global, tantangan ekonomi masyarakat pesisir dan kepulauan, serta degradasi moral publik. Dalam kondisi tersebut, Muhammadiyah hadir bukan dengan retorika, tetapi melalui kerja nyata yang berdampak.
Sebagai Ketua Hubungan Antar Lembaga dan Kemitraan Strategis Superni menegaskan pentingnya memperluas jejaring kemitraan di Kepulauan Selayar guna memperkuat kontribusi sosial Pemuda Muhammadiyah.
“Milad ke-113 ini meneguhkan kembali komitmen kami untuk membuka ruang kolaborasi seluas-luasnya. Baik dengan pemerintah, organisasi kepemudaan, institusi pendidikan, maupun lembaga kemanusiaan. Pemuda Muhammadiyah harus tampil sebagai jembatan peradaban,"ungkapnya.
Ia menambahkan bahwa di wilayah kepulauan seperti Selayar, kolaborasi bukan hanya kebutuhan organisasi, tetapi keharusan untuk meningkatkan kapasitas pemuda, dan menembus berbagai keterbatasan geografis.
Dalam kesempatan tersebut, ia juga mengajak seluruh kader Pemuda Muhammadiyah menjadikan Milad ke-113 sebagai ajang introspeksi sekaligus akselerasi gerakan.
“Kita ingin Pemuda Muhammadiyah Selayar hadir sebagai kekuatan moral yang produktif menggerakkan inovasi, menghidupkan dakwah pencerahan, serta memperjuangkan kemaslahatan masyarakat di wilayah kepulauan,” tegasnya.
Ia menegaskan bahwa semangat Islam Berkemajuan yang diwariskan Kiai Haji Ahmad Dahlan menuntut setiap kader untuk mengambil peran strategis dalam kehidupan sosial, menghadirkan narasi kebaikan, dan menjadi teladan integritas bagi generasi muda.
Menutup pernyataannya, Ketua Hubungan Antar Lembaga PDPM Kepulauan Selayar menekankan bahwa Milad Muhammadiyah ke-113 merupakan pengingat bahwa organisasi ini telah melewati lebih dari satu abad perjalanan, namun semangat dan misinya semakin relevan pada masa kini.
“Dari Yogyakarta hingga ke pulau-pulau terluar seperti Selayar, cahaya pencerahan Muhammadiyah terus menyebar. Tugas kita hari ini adalah menjaga nyala itu agar semakin terang, semakin membumi, dan semakin memberi manfaat bagi umat, bangsa, dan kemanusiaan semesta,” pungkasnya. ( Red )



