Salah satu tokoh yang memberikan tanggapan kuat atas terselenggaranya kegiatan ini adalah Nawir Mihsan, alumni IMM FISIP yang kini aktif di Pemuda Muhammadiyah Sulawesi Selatan . Menurut Nawir, momentum ini bukan sekadar temu kangen, melainkan ruang strategis membangun kembali kesadaran kolektif alumni terhadap nilai-nilai dasar perjuangan IMM.
“Ikatan kita tak pernah usang, hanya terkadang terdiam oleh jarak dan kesibukan. Silaturrahim ini membuktikan bahwa kita masih satu dalam cita dan semangat,” ungkap Nawir saat memberikan pandangannya dalam sesi dialog.
Nawir menyoroti pentingnya keberagaman dalam tubuh alumni sebagai kekuatan, bukan hambatan. Perbedaan profesi, pandangan, dan latar belakang justru menjadi modal sosial yang sangat berharga bagi gerakan alumni IMM dalam menghadapi tantangan zaman. Ia menegaskan, bahwa persatuan bukan berarti harus seragam, melainkan mampu bersinergi dalam perbedaan.
“Tema kegiatan ini sangat tepat. Keberagaman bukan ancaman, justru itu yang membuat kita kaya. Yang penting adalah semangat ikatannya tetap utuh. IMM itu rumah kita bersama,” tambahnya.
Ia juga mengajak alumni untuk tidak berhenti pada nostalgia semata, tetapi melangkah lebih jauh dengan merumuskan peran nyata bagi masyarakat. Nawir menyebut, jaringan alumni IMM FISIP Unismuh Makassar memiliki potensi besar untuk berkontribusi pada sektor-sektor strategis, baik di tingkat lokal maupun nasional.
Selain sesi diskusi, kegiatan ini juga diramaikan dengan testimoni lintas angkatan. Antusiasme peserta menunjukkan bahwa semangat ikatan yang dulu tumbuh di ruang-ruang kaderisasi IMM masih hidup dan relevan hingga hari ini.
Silaturrahim ini pun diakhiri dengan komitmen bersama untuk menjadikan forum alumni sebagai sarana produktif dalam memperkuat nilai keislaman, keilmuan, dan kemasyarakatan . Tiga pilar utama yang selama ini menjadi napas perjuangan IMM. Sebagaimana Nawir Mihsan tegaskan, “Ikatan ini tidak akan pernah selesai, karena nilai yang menyatukan kita tak lekang oleh waktu.” ( Red )